Thursday, December 31, 2015

Bye 2015!


Azam 2016?

Macam biasa...

1. Berusaha menjadi anak yang solehah buat Mama & Abah.
2. Hargai setiap perkara yang dah sedia ada depan mata.
3. Belajar, belajar, dan terus belajar.

Kahwin? Nanti dulu kot...
;)

Tuesday, October 27, 2015

Cinta.



Memikirkannya saja bisa membuat hati ini jadi tenang dan damai. 
Subhanallah.


Love the giver more than the gift and you will be gifted.



Ada yang bilang bahagia itu tidak perlu dicari. Ada yang bilang bahagia itu sederhana.
Lantas, apa itu bahagia?
Apakah ketika bisa melihat senyum yang mengembang di wajah kedua orang tua? Atau ketika diingatkan sholat oleh perempuan sholihah di koridor? Atau ketika berhasil menang bermain PES melawan Ketua BEM Fakultas?
Bahagia memang sederhana. Ia muncul dari kesederhanaan hati. Bahagia memang tidak perlu dicari. Ia akan muncul dari kesediaan hati yang mau bersyukur dalam keadaan apapun.
Kebahagiaan sejati tidak muncul karena banyak faktor lain. Bukan bahagia jika masih disebabkan oleh harta, kedudukan, dan sebagainya. Ketika mendapat hadiah, kita akan merasa bahagia. Jika momen tersebut berlalu, rasa bahagia pun berlalu.
Lantas, adakah bahagia yang abadi di dunia ini?
Tentu ada. Ialah kebahagiaan iman. Tidak hanya abadi, tetapi juga dijanjikan oleh Allah. Karena itulah jangan pernah lupa dalam hidup ini kita mencari ridho Allah. Agar bahagia yang abadi selalu menyertai kita.
Mari tentukan kebahagiaan kita sendiri. Kebahagian yang berakar pada gemerlap duniawi. Atau kebahagiaan yang dipanjatkan pada Allah.
Tidak hanya abadi, tetapi juga dijanjikan oleh Allah. Apalagi yang kurang jika Allah telah berjanji?
Itulah mengapa, jangan pernah lupa untuk bahagia. Terlebih itu semua, jangan lupa bersyukur.
Semoga bahagia kita masih pada Allah semata.
Mari berbahagia.

Friday, October 16, 2015

Selamat Tinggal Kenangan.

Bila orang tanya aku, “Apa perasaan bila ditakdirkan dicampak ke sini (Wang Ulu) semula?”, aku hanya mampu respon dengan sebuah senyuman. Kira-kira 3 tahun sudah berlalu, since aku menginap di sini. Meski cuma setahun, tapi tak aku nafikan, banyak kenangan tercipta di sini. Kenangan manis dan juga kenangan pahit. Kat sini lah air mata aku banyak tumpah. Kat sini lah berat badan aku turun mendadak. Kat sini lah titik-titik putus asa mula bercambah dalam hati. Kat sini lah aku kenal erti ‘sisterhood’. Kat sini lah aku berjuang melawan kecamuk perasaan. Dan kat sini lah aku bangkit kembali. 


Sebelum ni stay kat Kg Wai, then Bumita, tak pernah pulak kenangan-kenangan dulu menghantui hidup aku macam sekarang ni. Mungkin sebab setiap hari naik bus lalu jalan yang dulu waktu first year siap hafal. Kedai-kedai makan yang pernah kami singgah. Rindu pada housemate waktu first year dulu sampai terbayang-bayang bayangan Kak Diba pada housemate yang sekarang ni. Kerusi batu itu yang pernah jadi saksi air mata berdedai-dedai sambil buat sesi curhat bersama Kak Diba. Hahah. Such a memories. 


Sebulan sudah bersendirian menginap di Wang Ulu, aku dah decide satu keputusan. Aku tak mahu hidup dalam kenangan lagi. Aku nak berjalan maju dan laju terus ke hadapan tanpa menoleh ke belakang lagi. Mungkin bersebab kenapa Allah campakkan aku ke sini buat seketika waktu. Untuk aku muhasabah diri. Untuk ambil pengajaran. Untuk tidak mengulangi kesilapan lalu. Dan aku terima setiap daripada itu sebagai satu learning process untuk mematangkan lagi diri aku. 




Sampai je depan lift Bumita tadi, hidung aku terus menangkap aroma bau ayam Che Mat. Tidak semena-mena terbit senyuman. Dalam hati aku rasa puas sangat. Tahniah Nadia, you made it! Alhamdulillah syukur. :')

Tuesday, October 13, 2015

Salam Maal Hijrah.

Something to ponder.

Hmm.. Malu rasanya dengan diri sendiri. Baru siang tadi mengeluh letih berkejaran naik bus dan kena naik tangga blok tinggi-tinggi. Mungkin sebab sebelum ni biasa pergi kelas naik kereta dan ada lif dekat hostel Bumita. Bila susah sikit, mengeluh saja yang tau. Bukak-bukak fb terus terbaca post ni, terus rasa insaf T.T 

Monday, October 12, 2015

My Guardian Angel


Kalau dulu waktu zaman sekolah, aku ada Kamila, Aqila, Wahida, and Haizura as my guardian angel. Walaupun jarang berjumpa kini, but still kitorang masih contact dan kalau boleh mesti jumpa waktu raya. 


And moment remaja paling fun bagi aku, of course lah waktu matrikulasi. Sebab ada Nono and Ama yang sentiasa ada di sisi aku tak kira susah mahupun senang. Diorang sentiasa tahu bila waktu aku tengah bersedih and apa nak buat untuk hilangkan kesedihan aku tu. Haaiihh, such a sweet memory dulu-dulu. Banyak jugak perkara 'gila' kitorang pernah buat dulu. Tergelak memikirkannya. 


Moment meningkat dewasa pula jatuh kepada zaman universiti. And my guardian angel for that moment are Lily, Arma, and Kak Diba. I don't know how I would survive my disastrous first year without them. Undeniably, mereka antara penyelamat tika aku hampir give-up. 


What I love about them all, Kamila, Aqila, Wahida, Haizura, Nono, Ama, Lily, Arma, and Kak Diba is that, I've always felt like HOME when I'm with them. Sebab diorang sentiasa layan aku macam baby. Macam Mama layan aku, macam family aku layan aku. And that is why I called them My Guardian Angel. 


Allah itu sangat baik. Dia sentiasa hantarkan orang yang baik-baik buat peneman aku yang keseorangan di sini. Maka nikmat Tuhanmu yang mana hendak kamu dustakan? Senyum :)





I guess that's the thing about true friendship. It'll never ends. 
:)



Monday, October 5, 2015

That awkward moment...



Aku sorang je ke yang akan rasa (awkward + segan + still.rasa.macam.budak.lagi + kalau.boleh.nak.end.of.discussion.cepat2) setiap kali Mama/Abah bukak topik pasal kahwin?


Thursday, October 1, 2015

Genggam bara api biar sampai jadi arang!


Found this on tumblr...

Question:

Salam'alaiykum. I am an engineering student and i need help. I find myself lack of motivation on engineering subjects and somehow now i found myself really attracted to Qur'anic studies which i discovered through youtube lectures. They are very profound. I feel it brings me closer to fathom and love Allah more as i should be. Should i carry both on my shoulders or drop the worldly means? Chances are odd as for my parents. Would they be happy?


Answer

Wa’alaikomissalaam wa rahmatullahi wa barakatuhu,

May Allah Azza Wa Jall make it easy for you. Amin.

What I am about to tell you is based on my own experience, the last decision will always stay and depend on you, remember that no matter how many people would tell or advise you about this and that, it all goes back to its roots, which is yourself. 

However, I request that you think about this with the help of Allah Azza Wa Jall, make du’a and even make istikhara about this, nothing happens in the life of a believer except that it is for the good of him - keep this in mind. in sha Allah.
_____

When I was in the mid semester of my sophomore years in college, I felt the same thing you are feeling now. Alhamdulillah for the ways Allah Azza Wa Jall calls us to Him. 

I had 2 more years left before I finish my studies, which for me seemed to be such a long way to go, but as I learned and I studied along with the Qur’an I realized that being kind and doing things that would make your parents happy is also an act of worship to Allah Azza Wa Jall.

I’ve been in your shoes 6 years ago, I was a mass communication student, so my field of study is about how to communicate to people and I mean diverse people. True, that for some days I started to feel as if I didn’t want to pursue my secular studies and was eager to change or reroute myself into Islamic studies, so I started making du’a, and all those things we basically would hear from people we seek advice from.

But what made me take my decision was that, whenever I made du’a, I did not made a du’a that says like Ya Allah, please let my parents agree that I go into Islamic studies and I leave what I am studying right now.” Rather I made a du’a that is what I would call, a generous du’a. 

I made du’a that Allah guides me on what to choose that would not hurt my parents nor would make me go away from my desire of studying the deen and my worship to Him, that if this degree I am trying to gain would help me serve the Ummah or bring me closer to Him and His Deen, then please fill my heart with the desire to finish it with flying colors and make it beneficial for me and the rest of the Ummah, and if this degree that I am trying to gain would stray me away from my worship from you and would empty my heart from the desire I have for studying the deen then please enlighten the hearts of my parents and guide them to understand that what I want to do is for our benefit in the akhirah.

And just put all your trust in Allah Azza Wa Jall, and be patient, be very patient. 

And I am telling you, Allah will put you in situations wherein you would realize which one would be better for you. 

As for me, as I struggled to finish my degree, I realized that being the only Muslim lady in my batch, Allah made me realize that standing firm on my decision to fulfill and finish my degree for my parents’ happiness brought such an impact on my batchmates that some of them have reverted to Islam, and some of them had a change of perspective on our religion and how some of my professors view Muslim ladies (now) as brilliant students who know well their roots, their religion and in amidst the calamity of discrimination they would excel. Yes, that somehow through that four years, a voice emerged that spoke to their souls. Alhamdulillah.

I would personally tell you, to continue your studies and finish as an engineer, and when you are engineer, create or build something that would benefit the Ummah, that would help the Muslims, now that you are there, even build an engineering firm or sth and bring Muslims work and livelihood, be there, go first, and the rest would follow. May Allah give you success both here and in the akhirah. Amin.

Also, as you build this, do not forget the desire you have to study the deen, as you go on with these years of finishing your studies, give a full day on studying the deen, or even 10 minutes after you wake up for Fajr of before you sleep after I’sha, give that full 10 minutes on dhikr, reading the Qur’an, let Allah Azza Wa Jall be your companion through this struggle. He had always been with You, just you now, its different because, you finally recognize that He’s with You.

And once you finish your studies and you are now an engineer, go and hunt an Islamic teacher to help you study the deen. (Basically, that’s how I did it. I found my own shaykha to teach me, and help me in both my hifdh and arabic studies. May Allah Azza Wa Jall bless our teachers in Islam.)

I pray for your success my dear brother or sister in deen. Amin

May Allah Azza Wa Jall make us meet someday, if not in the dunya then I pray in Jannah! Amin

I hope my experience was worth telling and would help you on making the right decision. 





InsyaAllah. Impian di hati ini ingin melanjutkan pengajian hingga ke peringkat tertinggi, Master/PhD, InsyaAllah. Kemudian ingin menimba ilmu ukhrawi juga. Meski berseorangan, meskipun lambat, meskipun ketinggalan di belakang, aku akan tetap berjalan kehadapan tanpa menoleh ke belakang lagi. Dengan berbekalkan kekuatan dari sandaran dan pergantunganku pada Yang Maha Berkuasa, serta semangat dan dorongan yang tidak pernah putus dari keluarga tersayang & sahabat handai. InsyaAllah, hingga ke penghujungnya. Menuntut ilmu sehingga kedua mata ini terpejam buat selamanya. 


I miss you Mama...so much!



Bak kata Mama, next year bertambah lagi seorang daughter Mama. 
;)



Friday, September 11, 2015

Dalam setiap musibah itu pasti ada manisnya.


Antara waktu seseorang dekat dengan Tuhannya ialah ketika dia sedang bertawaf memuji Allah, beristighfar, memanjatkan doa dan hajat sambil air mata mengalir membasahi pipi merasai kerdilnya diri dihadapan Allah swt dan kaabah. Bayangkan ketika ini ditaqdirkan untuk seseorang itu mati bertemu rabnya dalam keadaan berihram putih dan bibirnya basah menyebut-nyebut nama Allah. 

Bergembiralah mereka yang telah mati pada ketika ini, di tempat yang mulia, di hari yang mulia dan diwaktu yang mulia kau dijemput untuk bertemu sang Pencipta. Dunia menangisi pemergian mu, tetapi barangkali kau tersenyum-senyum bertemu Tuhan mu kerana menamatkan riwayat hidup ditempat yang sangat mulia. Semoga semua mereka diampunkan Allah dan dirahmati jenazah mereka. 

"Ya Allah ampunilah mereka, rahmatilah mereka, mandikanlah mereka dengan air, salji dan sesuatu yang sangat memberi kesejukan, sucikanlah mereka dari dosa sebagaimana Kau sucikan kain yang putih daripada kekotoran, masukkanlah mereka ke dalam syuga Mu, dan jauhkanlah mereka dari azab kubur dan neraka."



Friday, September 4, 2015

Ayuh menyambut seruan.


Duhai pencinta haramain...

Mulakan kata dengan Bismillah,
Hadapkan hati & jiwa kepada Allah,
Jauhilah sikap berbalah,
Agar kehidupan tidak lelah.

Bermula dengan jiwa yang merindui dari hati,
Gambaran Mekah Madinah selalu diingati,
Terbayang pagi, siang dan malam silih berganti,
InsyaAllah ada rezeki kita pergi suatu hari nanti.

Selamat menunaikan ibadah haji kepada semua jemaah haji 1436H/2015M. 
Semoga dikurniakan haji yang mabrur.





Friday, August 28, 2015

Perasaan apakah ini?

Dah lama tak tengok tv, jadi tadi lepas makan malam terus naik atas tengok tv sambil lipat kain. Adik bongsu tengah tengok Raikan Cinta di Astro Ria, pengantin dia Dr Ezani Masterchef dan suami. Comel je Dr Ezani ni, dah lah seorang dentist, comel, pandai masak pulak tu. Alahai pakej menantu sangat. Mula-mula cerita macam biasa, dia tunjuk preparation untuk nikah dan resepsi. Cerita macam mana Dr Ezani bagitau parents yang dia nak kahwin dengan pilihan hati. Teringat post Dr Ezani yang ini. 




Aturan Allah terlalu cantik kan? :) Lepas tu scene akad nikah. Bila masuk scene ni tetiba je hati ni rasa semacam. Hmm. Lipatan kain juga jadi tergendala seketika. Hmm. Lantas, keputusan yang diambil adalah TOKSAH LAYAN! Mainan syaitonnirojim semua ni. Lepas scene akad nikah, scene resepsi pula. Alahai, cun melecun betul pelamin dia, simple but soooo cantiks! Dalam hati, bestnya jadi raja sehari ni... Hmmm. Eh jap jap, apa semua ini Nadia? 


*geleng-geleng kepala dan kembali melipat kain*


Lepas tu cerita Raikan Cinta pun habis. Yeayh, tepuk tangan! Tammat sudah penyeksaan hati dan jiwa remaja guwe. Iklan 5-6 minit, tuptup lepas tu boleh pulak keluar cerita Romantika dengan couple Sam Bunkface dan isteri beliau. Untuk 10 minit pertama aku masih mampu bertahan. Bila masuk part diorang bercerita tentang bibit-bibit pertemuan dan lovey dovey terus aku, "Thats it! Nak turun bawah makan spageti lagi sekali!"  
One fine day, jika diizinkan Tuhan. Kalau tidak di sini, di 'sana' nanti, InsyaAllah. :)



Haha. Entahlah. Bila difikir-fikirkan balik, aku ni semacam menolak fitrah pula. Sebab cuba sedaya upaya menidakkan perasaan yang kebiasaannya ada pada kaum perempuan seusia aku. Aku ingat lagi kalau dekat hostel dulu, bila diorang dah start buka cerita pasal kahwin, relationship and so on, aku awal-awal dah langkah kaki dulu. Alangkah bila jumpa kawan-kawan lama pun (of course lah topik ni jadi feveret kan) aku hanya mampu berikan senyum kambing pada mereka. Kahwin, bukan perkara kecil bagi aku. It's all about commitment. Alangkah commitment aku dengan Tuhan sebagai hamba-Nya pun masih belum sempurna, apatah lagi commitment aku kepada seorang manusia dan bakal-bakal manusia yang akan muncul di kemudian hari nanti. Eh, semacam pelik pula ayat itu. Yang penting, commitment aku sebagai seorang anak masih tak lepas lagi. 


Selagi aku masih ada upaya untuk menidakkan perasaan ini, dan selagi masih belum tiba masanya, selagi itu aku akan cuba bertahan. :) 


Thursday, August 27, 2015

Made my day :)

Semoga Allah sentiasa murahkan rezeki bro ni, buat amal jariah di Tanah Suci Makkah. Siap cakap nogori tu yang tak tahan tu. Alahai, rindunya dengan suasana bumi Haramain yang super indah itu. Rindu nak dengar peniaga-peniaga Arab cakap Bahasa Melayu untuk tarik pelanggan dari Malaysia & Indonesia. Siap tagline wajib, "Malaysia Bagus!". Jumpa cleaner kat airport pun bila dia tanya kita dari mana, dan kita jawab Malaysia, dengan serta-merta keluar tangan tunjuk ibu jari beliau sambil berkata, "Malaysia Bagus!" Alangkah ada jemaah dari Turkey dan Russia juga sangat-sangat hormat akan kita rakyat Malaysia yang sungguh berbudi pekerti dan sukakan culture di bumi Malaysia.

Semoga rakyat Malaysia yang sedang dan akan mengerjakan Haji & Umrah di Makkah akan sentiasa tunjuk contoh yang baik dan adab sopan sertan santun ketika beribadah. Happy Merdeka Malaysiaku <3 



Suasana di Kota Mekah Kiriman Seorang Sahabat...Ekau kek sano cakap nogori dengan pak arab dia faham ker?hahaha..apapun tahniah..bersedekah amalan mulia..Kiriman: Hadi Hilman
Posted by Siakap Keli on Thursday, August 27, 2015

Saturday, August 22, 2015

I know my wants. But Allah knows my needs.

Menghilangkan diri itu sudah menjadi salah satu hobi aku saat aku mula rasakan jiwa ini sesak dengan perasaan sendiri. Saat jauh dari dunia luar, aku mula kenal dengan salah satu sifat yang ada dalam diriku, yakni apabila aku mula hanyut dengan perasaanku sendiri, memikirkan masa-masa hadapan, dan kesilapan-kesilapan di masa lalu, mempersoalkan itu dan ini, sedikit demi sedikit aku dapati diriku ini mula menjadi insan yang kurang bersyukur. Ini merbahaya. Terlalu bahaya. 

Satu demi satu kuhitung akan segala nikmat yang telah dikurniakan padaku sepanjang 24 tahun aku bernafas di atas bumi milik Allah ini. Banyak. Terlalu banyak. Mengapa manusia ini punya sikap yang tidak pernah puas? 


Sometimes sabr and silence is better than expressing how you really feel.


Sikap seorang hamba;

Jika dia mendapat takdir yang baik, 
dia akan bersyukur. 
Jika dia mendapat takdir yang tidak baik, 
dia akan bersabar.

“Bersabar bererti tiada keluh kesah, tiada kesedihan, tiada penyesalan, tiada kemarahan dan tiada kebanggaan.” 
― Ustaz Iqbal Zain



Maka bersyukur dan bersabarlah wahai seorang Nadia. Sesungguhnya dunia yang sementara ini tidak layak untuk kau tangisi. Apa-apa yang Allah simpan disisi-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang engkau inginkan di dunia ini. 

Thursday, August 20, 2015

Verily with every difficulty, there is relief. [94:6]

A dunya. We're on the bottom. There is only up from here. This place is designed to break your heart. If you're looking to be happy in the dunya, you're in the wrong place. And that's why the sahaba in times of ease, they were more frightened than in times of hardship. Because they said; "Ease is only followed by hardship." When things are easy, there are always followed by hard times. Whereas when things are hard, they are always followed by easy times. So they preferred to be waiting for the ease, than to be waiting for the hardship. Because; "Waiting patiently for a happy outcome is the best act of worship." it's a hadith [Hassan-Tirmidhi]. The best worship is waiting for the ease from Allah to come when you're in hardship. As long as the calamity is in this world, it's a blessing. Because the real calamity is the calamity in the next world.  




So if you have Allah, you have everything you desire. If you don't have Allah, nothing you desire will make you happy. Nothing. It will all in the end bring you misery, and that's the truth. 



Wednesday, August 19, 2015

Tekanan.




May the next few months be a period of magnificent transformation for me. 
InsyaAllah. Ameen. 
:)



Monday, August 17, 2015

It’s not about how hard the fall is. It’s about how beneficial the rise is.

Have you ever felt so down that there’s nothing that motivates you to get back up? That feeling when you look up and there’s no bright light, so you would prefer not to move at all. Have you ever felt like in these moments there is no one in this whole entire world that could relate to you. The feeling when you feel like you have nothing to live for so you choose to give up. Everything is so negative; you don’t even want to be you. You don’t want to live the life you have.


I want you to know something. What you feel is not only normal, but it’s extremely common. You aren’t alone, in fact there’s millions out there who are feeling just as alone as you are. Remember what Islam teaches us? If we have nothing; we always have Allah, and when we have Allah - we have everything. As long as you have Allah, nobody can take anything away from you. Everything you desire exists with Allah!


Masjid Nabawi


The most amazing man to walk this earth, the teacher of ALL teachers, the scholar of ALL scholars, the man of all MEN, the Habib of Allah, the NABI of Allah, the Rasool of Allah, the receiver of divine revelation, the man with the most certainty of Islam - even HE experienced a taste of sadness in his life just like you. He didn’t just go through a moment of grief, he didn’t even just pass through a phase of sorrow. Prophet Muhammad (saw) experienced depression to such a degree he actually considered ending his life.


This is a man who was faultless. He was amazing in his character and conduct, literally the “chosen one”. If our beloved Prophet could feel sadness being as perfect as he was, we should realize it’s only our human nature to feel both good and bad. I want you to take one lesson out of this; you should NOT feel ashamed for feeling the way you do. Shame is an emotion that is from the shaytaan.


You and I are people who have messed up plenty in life. Our scales are full of sin and a lot of the time when we look at Nabi (saw), we feel like we can never be as good as he was because we aren’t Prophets. We disobey Allah (swt) a lot in comparison to him so living up to his standard seems impossible. Let’s remember that Allah sent Muhammad (saw) down because he was the perfect role model and example that we would be able to follow. And we can see in this example that feeling emotions aren’t a sin. They aren’t a sin as long as they don’t get acted upon. If Muhammad (saw) didn’t rise up after his fall, there would be no Islam. His rise was extremely beneficial, not just for him but for the whole of human kind. Don’t underestimate the special abilities Allah put in every person to make them different from one another. With the help of Allah, your rise will be beneficial not just for yourself but for the people around you aswell, inshaa Allah.


Islam isn’t here to extinguish sadness. Allah put it there for a reason. What Islam does do though, is it navigates it in a healthy way. And the fact of life is your going to get tribulations because that is the nature of the dunya. Nothing ever happens to you that wasn’t specifically meant for you. Your problems were distinctively meant for you, and that difficulty hit its target. But don’t forget a musibah isn’t always necessarily a bad thing. It’s something Allah wanted to happen to you. Don’t forget that it is by Allah (swt)’s permission that you are going through whatever you are going through.


“That to your Lord is the final goal; that it is He who grants laughter and tears. And that it is He who grants death and life” (Quran 53:43-44)


Masjidilharam


So just be patient. Remember that there are hidden mercies in suffering. Remember that it is okay and you are going to be okay. You want to know why? Because even though it is by Allah’s will you might be hurt right now, Allah never burdens a soul more than it can bear. That is one of the marvelous promises of Allah (swt)


“Verily, with every hardship comes ease” (Quran 94:6)


Allah doesn’t leave any of his slaves. At times like this you just need to open your eyes and see that Allah is actually standing right in front of YOU reaching his hand out to YOU waiting for YOU to take it. Allah understands when you fall, but it’s not about how hard the fall is. It’s about how beneficial the rise is.

Friday, August 14, 2015

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah kamu dustakan?"


There will be  times when you feel like you have failed, like everything is just a waste. You and I, we need to know that nothing will ever waste. Every experience makes, shapes, grows us who we are right now, it's all from Him. The choice is ours to make it a lesson, and draw us closer to Him or we can just let it passed.


Of course, there are things that we regret in our life, something that we hope we'd never done, there are someones that we wished we hadn't met them at the first place, there are places that we hope we never know it's existence and there are favor or wish that we should've reject.


But, these all what makes me who I am today. Someone who will always try her best to cherish people around her, because she knew how it feels to be ignored. Someone that will try her best to appreciate things in her life because, she know how it feels to have, and to own nothing but herself and God. She experienced being hated by teachers, relatives, friends. So now she won't mind being alone-sometimes it's better that way.


What i need to say to myself at times like this is, 'Takpe Nadia, bertahan sikit lagi.. You're almost there.'





"Kita sering meminta rezeki. Namun rezeki yang kita fahami hanyalah harta sahaja. Padahal rezeki yang paling hakiki ialah amal soleh yang membuat kita semakin dekat kepada Allah dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat."


Kadang-kadang aku rasa diri aku teruk sangat. Sebab tak nampak nikmat-nikmat lain yang telah Allah kurniakan pada aku. 



Thursday, August 6, 2015

24 tahun & 2 bulan setengah

si pendek


Aku punya prinsip, iaitu, selagi mana Mama masih perlu berleter atas kelakuan aku yang tidak kena dia matanya, selagi itulah aku masih belum cukup layak untuk bergelar seorang isteri apatah lagi seorang ibu. Mungkin orang akan kata, "Oh kemon, nak capai tahap PERFECTION memang sampai ke tua lah kau takkan kahwin." Tapi aku punya cita-cita, untuk kelihatan hampir sempurna di kedua mata insan yang berhempas pulas melahirkan dan membesarkan aku. Sebelum tanggungjawab mereka dilepaskan ke bahu seseorang yang ditugaskan untuk membimbing aku. Salah ke? 


Rasa lucu pula, mengenangkan Abah yang mengeluh kerana semakin lama rumah semakin terasa kosong apabila anak-anak sudah mula bina hidup dan keluarga sendiri, tetapi dah mula bagi hint supaya aku mula bersedia kerana selepas turn Ami turn aku pula. Dan setiap kali hal sebegini diutarakan, aku dengan tangkas men-suggest-kan adik yang nampaknya sudah bersedia serba-serbi, dari segi kestabilan ekonomi mahupun kestabilan hubungan itu sendiri. Apa salahnya kalau langkah bendul dulu kan? 


Aku? Entahlah. Banyak lagi cita-cita yang belum tercapai. Biarlah masa saja yang menentukan segalanya. Yang penting segalanya aku serahkan pada Dia yang Maha Mengetahui & Sebaik-baik Pengatur. 



Thursday, July 23, 2015

Satu pagi di hari raya





Tak. Tak. Bukan Dubsmash. Ini video namanya kena troll. KAH! Walaupun waktu ni dah masuk hari raya kedua dahpun, feeling happy+eksaited dia macam raya pertama gittew~


Dan seperti biasa, pose na'abella hijabis yang wajib setiap tahun. Tahun ni special sikit sebab dah bertambah seorang ahli ;) 




Selamat Hari Raya Aidilfitri Maaf Zahir & Batin.

(^_^)y


Thursday, July 9, 2015

Mengenang tempat jatuhnya hati ini yang jauh dimata dekat dihati


Bila masuk bulan Ramadhan, kerinduan pada Tanah Suci menjadi berlipat-lipat kali ganda. Beruntungnya mereka, tetamu-tetamu Allah yang dapat menunaikan Umrah dalam bulan yang mulia ni, Subhanallah. Makkah & Madinah Live streaming jadi website favourite sejak masuknya 1 Ramadhan 1436. Suka betul tengok suasana orang ramai berebut-rebut untuk beribadah pada Allah. Sehinggakan solat tarawikh di sana membawa ke jalan-jalan kaki lima menunjukkan betapa ramainya jemaah menyambut Ramadhan di sana. 


Dan lagi satu perkara yang aku suka bila tengah live streaming ni adalah bilamana Imam membacakan surah dalam solat dengan sepenuh penghayatan hinggakan para jemaah turut sebak dan menangis dalam solat. Even aku pun turut rasa sebak dan adakalanya bergenang juga air mata ni bila baca tafsir ayat yang dibaca sambil menghayati bacaan Imam. MasyaAllah. Untungnya mereka yang memahami setiap bait patah perkataan yang terkandung di dalam Al-Quran. Rasa sedih pula mengenangkan diri sendiri ini. :'(






Kelebihan ibadat Umrah pada bulan Ramadhan.


UMRAH atau ziarah ke tanah suci Makkah amat dituntut sepanjang Ramadhan. Perkara ini kerana ibadat itu dikerjakan di tempat suci iaitu Makkah dan pada bulan mulia, Ramadhan. Lebih-lebih lagi jika dilakukan pada sepuluh malam terakhir pada bulan tersebut. Kerana itu tidak hairanlah dua tanah suci itu akan dipenuhi dengan para jemaah untuk mencari kelebihan malam lailatul qadar. Bayangkan pahala yang berlipat ganda jika kita beribadat pada malam tersebut. Pahalanya menyamai seperti beribadat seribu bulan, ditambah dilaksanakan di tanah suci, MasyaAllah! 


Dalam Sahih Muslim diriwayatkan daripada Ibnu Abbas RA, bahawa Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud; 
“Melakukan umrah pada bulan Ramadhan menyamai ibadah haji.” 

Dalam hadis lain Rasulullah bersabda yang bermaksud: 
“Apabila datang bulan Ramadhan, kerjakanlah umrah kerana umrah dalamnya setingkat dengan haji.” 


Jemaah yang mengerjakan umrah pada bulan ini juga memperoleh banyak ganjaran disebabkan mereka mengerjakan ibadat lain di Masjidil Haram. Masjidil Haram ialah masjid paling mulia di sisi Allah diikuti Masjid Nabawi, Masjid al-Aqsa dan Masjid Kiblatain. Diriwayatkan, ganjaran pahala mengerjakan solat di Masjidil Haram menyamai 100,000 ganjaran. Dalam hal ini, ulama mengkiaskan pahala solat seperti dinyatakan dalam hadis itu, bahawa ia turut meliputi ibadat lain seperti Qiamullail, membaca al-Quran dan iktikaf. Di samping mengerjakan ibadat umrah seperti tawaf dan saie, jemaah berpeluang mengunjungi Masjid Nabawi. Dalam hadis lain, Rasulullah menjelaskan, ganjaran mengerjakan solat di masjid itu menyamai 1,000 pahala




Wednesday, July 8, 2015

Lailatul Qadr




Orang yang mendapat malam Al Qadar sungguh bertuah. Hasil mujahadah, doa, taubatnya pada malam berkenaan, malaikat terus bertamu dan mendominasi hatinya. Sejak malam itu suara hati kecilnya akan sentiasa mengatasi hati besarnya.

Mujahadahnya akan terbantu. Perjalanannya menuju Allah akan lebih terpimpin dan terjamin. Hatinya menjadi pusat kesucian dan kebaikan. Maka lahirlah yang baik-baik sahaja pada tindakan dan percakapan. Mahmudahnya menenggelamkan mazmumah.

Itulah hati orang yang telah mendapat malam Al Qadar. Orang lain mungkin tidak perasan pada awalnya. Ia hanya dapat dirasai oleh orang yang mengalaminya. Rasa tenang, bahagia, lapang dan sejuk. Kemudian sedikit demi sedikit orang lain mula ketara. Ah, dia sudah berubah. Ah, indahnya perilakunya.

Subhanallah, dia telah berubah. Apa yang ada dalam hatinya mula terserlah. Dan itulah tanda-tanda malam Al Qadar tahun itu yang paling ketara dan terasa, bukan pada alam dan jagat raya tetapi pada diri manusia makhluk yang paling sempurna.

Semoga malam-malam berbaki ini, kita akan menambah pecutan amal. Tidak kiralah sama ada Al Qadar telah berlalu atau masih menanti detik untuk bertamu. Kita tidak akan menunggu tetapi kita akan memburu.

Kita akan terus memburu sekalipun malam ganjil telah tamat dan Ramadhan sudah berakhir. Sampai bila? Sampai bila-bila. Kerana bagi mukmin yang cintakan Allah, seolah-olah setiap malam adalah ‘malam Al Qadar’. Al Qadar boleh datang, boleh pergi… tetapi Penciptanya sentiasa ada… sampai bila-bila. Semoga kita mati, setelah bertemu malam Al Qadar ini (1436 h) atau dalam perjalanan menuju malam Al Qadar nanti…

Persediaan menemuinya bukan dibuat  semalaman, seharian, mingguan atau bulanan. Tetapi seluruh hayat kita adalah persediaan untuk “menemuinya”. Mengapa? Kerana perjuangan membersihkan hati adalah perjuangan sepanjang hayat. Qalbun Salim (hati sejahtera) itu adalah cita-cita abadi kita!

Ya Allah, untuk mengatakan cinta, aku takut berdusta. Untuk mengatakan tidak, aku takut derhaka. Aku hanya insan hina, yang sedang jatuh bangun di jalan berliku menuju-Mu. Bantulah aku, kesihanilah aku, sayangilah aku… Jangan KAU pinggirkan aku wahai Rahman, wahai Rahim.


Monday, July 6, 2015

I do really hope so.



Sebab kita tak tahu apa yang Allah dah aturkan untuk kita di depan sana. Setiap aturan Allah tu kan adalah yang terindah dan tercantik menjangkaui akal fikiran manusia. Kun Fayakun. Percaya pada kuasa Allah. Allah hanya beri yang terbaik buat hamba-Nya. InsyaAllah, aku akan terus setia dan sabar menanti setiap hikmah dari-Nya. Moga Allah redha. :)

Ada apa dengan Cinta?

Tengah blogwalking tadi. Tiba-tiba tersinggah satu blog ni, first time singgah to be exact. Tertarik dengan penyusunan tiap baris ayat-ayatnya. Simple tapi padu. Tengah asyik membaca tiba-tiba tersentak dengan satu ayat ni...


"Cinta sama ada akan menghilangkan diri kita atau menemukan siapa kita."


Entah mengapa semacam terpesona selama 2 minit dengan kebenaran sepotong ayat itu. Benar sekali, kerana suatu ketika dahulu, aku pernah 'kehilangan' diri aku sendiri gara-gara cinta manusia. Dan dalam fasa waktu aku 'kehilangan' diri itu, aku rasa ia adalah saat yang paling mengerikan dalam hidup aku setakat ini. 3 tahun lebih aku cuba mencari kembali diri aku yang 'hilang' itu. Bermacam-macam cara aku dah cuba. Masih tak jumpa apa yang aku cari. Sehingga lah suatu hari, aku dijemput Dia ke rumah-Nya :')



Makkah Al-Mukarramah & Madinah Al-Munawarah



Dan ya, aku berjaya menemui apa yang aku cari-cari selama ini di sini. Malah lebih lagi. Subhanallah. Benar ia cinta, pertama kali menatap mata saja rasa cinta sudah turun terus menusuk ke dalam hati ini. Benar ia cinta, sepanjang keberadaanku di sana, tiada lain yang kurasakan hanyalah kedamaian, ketenangan, kesyahduan, kecintaan, dan macam-macam perasaan indah lagi. Benar ia cinta, kerana hati ini terasa sungguh dekat dengan Rabb ku yang Maha Penyayang dan kekasih-Nya, baginda Rasulullah SAW. Benar ia cinta, kerana jiwa ini berasa dekat dan kasih akan tempat ini dan jika boleh serasa ingin tinggal di sini buat selamanya. Benar ia cinta, tatkala jiwa dan raga berasa sungguh berat untuk meninggalkan tempat suci ini. Benar ia cinta, apabila setiap hari aku berdoa dan berazam kuat untuk ke sana lagi. 


Hidup ini terasa sangat indah, apabila kita berjaya menemui cinta yang sebenar-benarnya. Kan? :)


Saturday, July 4, 2015

One day I'm going to tell the people how I pulled through!




This is my fight song
Take back my life song
Prove I'm alright song
My power's turned on
Starting right now I'll be strong
I'll play my fight song
And I don't really care if nobody else believes
'Cause I've still got a lot of fight left in me.



Mungkin di mata orang, aku lah manusia yang paling gagal tika ini. Mungkin di mata orang, aku lah manusia yang paling hopeless, useless, meaningless, helpless dan macam-macam 'less' lagi. Allah saja yang tahu, betapa setiap hari aku struggling. Struggling whether to give up or keep fighting. Setiap hari aku berperang dengan bisikan hati yang menyuruh aku untuk berputus asa. Betapa kuatnya bisikan itu bergema di dalam minda ku setiap saat. Sehingga kan aku ambil keputusan untuk tidur dan tidur dan tidur selama mungkin demi mengelakkan otak aku dari berfikir dan terus berfikir tentang kegagalan aku. Adakala aku merasakan aku lah manusia yang paling tidak berguna dalam dunia ni.



"Apapun yang terjadi kepada kita saat ini, 
Bertahanlah wahai jiwa.
Tuhan akan perbaiki segalanya.
Berpautlah wahai jiwa Allah sedang melihatmu. 
Bertahanlah wahai rasa Tuhan masih cinta. 
Ini bukan mimpi. 
Ini sedang terjadi. 
Kau tertikam dan terlukakan. 
Itu bukan apa-apa. 
Kau cuma sedang hidup."



Ya. Hakikatnya aku sedang hidup. Bangkitlah Nadia, dan berjalanlah walau dengan air mata. Kejar cita-cita mu hingga sampai ke penghujungnya. Dan andai panjang umur, suatu hari nanti, ceritakanlah pada mereka bagaimana engkau berjaya atasi kegagalanmu itu lalu terus mara dan bangkit. 



'Dan mereka tersungkur di atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. 
(Al-Isra’ :109)



InsyaAllah :')